top of page
Search

Melihat Sudut Pandang Dosen Pengajar Saat Pandemi


Pandemi yang terjadi saat ini menimbulkan adanya kebiasaan baru, salah satunya social distancing. Jika kalian memeriksa website ini secara keseluruhan, maka kalian dapat mengetahui bagaimana mahasiswa menjalankan kegiatan akademis maupun non akademis di masa pandemi dan perbedaannya dengan sebelum pandemi. Namun, pada artikel kali ini, kalian akan diajak melihat dari sudut pandang dosen mengenai kegiatan akademis yang dijalani. Maka dari itu, kami menyiapkan seorang narasumber. Beliau merupakan Kepala Program Studi Televisi dan Film, Bapak Aceng Abdullah. Sebagai salah satu dosen pengajar, beliau membagikan pengalamannya saat kuliah online di masa pandemi.


Sebelum adanya pandemi, perkuliahan dilaksanakan dengan bertatap muka. Dosen dan mahasiswa berdiskusi secara langsung. Mata kuliah yang melibatkan praktikum juga dilakukan di kampus. Sejak adanya pandemi, tentu saja para dosen memutar otak untuk menyiapkan bahan ajar yang harus selalu siap menjelang kuliah. Sedangkan, saat menjalani kuliah offline, dosen biasanya banyak mengajar tanpa power point. Meskipun begitu, teknis penyusunan materi untuk perkuliahan online tidak sembarangan. Penyusunan materi mengacu pada RPS (Rencana Perkuliahan Semester). Perencanaan materi, tugas, dan ulangan akhir diatur ulang menyesuaikan dengan perkuliahan onlne. Dosen juga dipaksa untuk beradaptasi dengan teknologi agar tetap bisa melangsungkan kegiatan perkuliahan. Namun, perkuliahan online juga memberikan keuntungan kepada dosen. Jadwal untuk melangsungkan perkuliahan online menjadi lebih leluasa, tidak berebut kelas dan jumlah mahasiswa yang mengikuti perkuliahan tidak dibatasi.


Adanya sistem baru untuk melangsungkan perkuliahan online ini pastinya memiliki hambatan. Menurut Bapak Aceng selaku dosen pengajar, hambatan biasanya berasal dari mahasiswa. Sinyal yang tidak ada dan sinyal yang kurang bagus menjadi penyebab terganggunya perkuliahan. Tidak hanya itu, ketergantungan listrik juga menjadi salah satu hambatannya. Karena saat listrik mati, perkuliahan pun ikut terganggu. Pak Aceng juga menceritakan pengalamannya saat ada masalah dengan mahasiswa. Ia mengaku sering mengalaminya, masalah yang dialami pun beragam. Kebanyakan mahasiswa tidak menyalakan kamera saat kuliah berlangsung dengan berbagai alasan. Selain itu, saat kelas berlangsung, mahasiswa yang hadir sedikit tetapi banyak yang mengisi presensi atau bahkan lupa mengisi presensi kemudian saat ditanya mengenai materi, jawabannya gelagapan dan bilang lupa. Ada juga mahasiswa yang baru masuk 15 menit sebelum kelas berakhir dan bilang kalau sinyalnya jelek. Bahkan Pak Aceng sendiri sulit menanganinya. Ia bilang kalau ingin menegaskan mahasiswa tetapi ternyata alasannya memang benar sinyalnya jelek.


“Pesan mah cuman satu. Semoga pandemi segera berakhir. Cape pisan ngajar daring teh. Bahan ajar harus selalu siap menjelang kuliah.” tegas Pak Aceng. Mahasiswa sering mengeluh selama perkuliahan online, tugas tidak henti-henti, tidak mengerti apa yang dijelaskan, dan lain sebagainya. Tetapi, jika kita melihat sudut pandang dosen, banyak hal yang mereka lakukan agar bisa menyampaikan materi. Para dosen sangat berusaha keras dan juga melakukan yang terbaik untuk mahasiswanya. Maka sudah seharusnya kita menghargai apa yang diberikan dan dilakukan dosen untuk kita.

18 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page